Masih tak mengerti dengan
pemikiran para ikhwan dan akhowat (*bukannya sok alim)..
Yaa Akhi, yaa Ukhti (ini
panggilan tak sekedar panggilan saja. tapi, ini panggilan seorang saudara
kepada saudaranya)..
Kita, memang sudah tak lagi
sebagai anak kecil, yang dalam bertindak dan berbuat itu tidak berfikir,
langsung saja diperbuat (tanpa memandang baik/buruk, benar/salah).
Yaa kita memang sudah besar
bahkan bisa dibilang sudah dewasa, sudah bisa berbuat apa yang sebelum masa
dewasa itu datang tidak bisa kita lakukan. Tapi ingat wahai saudaraku. Seiring
dengan bertambahnya usia kita, maka tanggung jawab kita terhadap diri sendiri
dihadapan ALLAH SWT akan dipertanggungjawabkan kelak.
Yaa Akhi, yaa Ukhti.. ALLAH SWT
telah memberikan kepada kita kelebihannya diantara makhluk-makhluknya, yaitu
kelebihan "akal". Dimana akal itu kita pergunakan untuk berfikir,
menuntut ilmu, dls.
Salah satu penggunaan akal itu
menuntut ilmu, seperti yang kita ketahui ilmu yang kita cari di dunia ini tidak
hanya sekedar ilmu dunia semata melainkan ilmu tentang akhirat, ilmu tentang
tuntunan-tuntunan hidup, ilmu tentang bagaimana agama kita mengatur bagaimana
cara untuk berinteraksi dengan manusia.
Salah satu interaksi yang sering
kita lakukan di usia kita sekarang ini (usia baligh) adalah dengan lawan jenis.
akhi,ukhti. . Bukan maksud saya
menggurui, tetapi maksud saya hanya ingin kita sama-sama berintrospeksi diri
semakin dekat dengannya agar kita tidak merugi diakhirat kelak, akibat
perbuatan buruk yang kita sadari/tidak amalan-amalan baik kita terhapus dikarenakan hal-hal yang menyebabkan
amalan-amalan kita terhapus (na'udzubillah, tsumma na'udzubillah).
Akhi. . Ukhti. . Kalian tahu
bahwa Allah berfirman: "Janganlah kau mendekati jinah". Yang berarti
bahwa mendekati jinah saja tidak boleh apalagi melakukan jinah itu sendiri.
Akhi. . Ukhti. . Setiap
kali aku mendengar atau bahkan menyaksikan, kalian ber-sms ria lewat dari pukul
21.00 malam, dimana itu merupakan waktu maksimal kita untuk berkomunikasi dengan
lawan jenis (itu pun jika memang urgent).
Akhi, Ukhti, aku sangat
menyayangkan kalian yang begitu mudahnya terkena bujuk rayu syeitan yang ingin
menjerumuskanmu ke neraka.
Kau bertelepon ria dimalam hari,
dikala yang lain sedang terlelap tidur.
Engkau bercanda ria dengan lawan
jenis dengan berbagai alibi (karena tetangga misalnya) padahal waktu, situasi
dan kondisi tidak memungkinkan, dengan nada suaramu yang lemah lembut sehingga
lawan jenismu memiliki rasa terhadapmu.
Kau memberikan perhatian kepada
lawan jenismu, mencari tahu tentangnya, dan sega hal yang berhubungan dengannya
(padahal kau belum tahu sebenarnya dia akan menjadi suami/isterimu). .
Akhi, Ukhti, sadarkah kalian, bahwa kalian membawa nama sebuah agama yang terjamin
kesucian dan kesakralannya. Tapi, kalian malah menodainya dan mengikis kesakralannya
dengan perbuatan-perbuatan yang tidak ada tuntunannya sama sekali sehingga
perbuatan kalian menjadi hal yang lumrah di masyarakat.
Ini, hanya sedikit rasa dari
lubuk hati saudarimu. . .