Kamis, 21 Januari 2016

Semarang (Part 1)

Ya ampuuun, ternyata terakhir apdet blog setahun yang lalu.

Oke deh, biar gak terlalu bulukan ini blog, saya isi dengan celotehan-celotehan (calon) emak-emak.. Heuheu..

Sudah sejak tanggal 31 Oktober 2015 saya menginjakkan kaki ini di kota Semarang, namun selama itu pula saya hanya baru mengenal kota semarang dari Lawang Sewu saja, belum mendetil.
Masih sering pulang-pergi Semarag-Bogor, atau Semarang-Jogja.

Maafkan saya masih sering membanding-bandingkan mu (Semarang) dengannya (Jogja), mungkin tersebab, aku hanya seorang diri disini tanpa mengenal siap-siapa disini dan memiliki siapa-siapa disini.

Tapi, walau begitu aku tetap berusah untuk mengenalmu jauh lebih dekat dan mendalam.

Walaupun masih serumpun dengan DI. Yogyakarta, nyatanya kau berbeda. Walaupun jarakmu hanya sekitar 3 jam dari DI. Yogyakarta, kau berbeda.

Ini membuktikan, bahwa dekat belum tentu sama. Aku hanya berusaha memahamimu sejauh ini, mengenalmu sebagaimana aku mengenalnya.

Jumat, 16 Januari 2015

BuDePS (part 2)

Lama juga yah, gak cuap-cuap di blog ini.
Sedikit cerita siang ini:

hari ini akhirnya saya bisa bimbingan dengan dosen, janjian jam 11.30 katanya diundur jadi jam 12.00 dan akhirnya baru bisa bimbingan jam 12.30. menunggulah saya kurang lebih 1 jam (tak apalah menunggu asalkan bisa bertemu *-*)
Sesampainya dikampus dengan amunisi yang sudah saya siapkan.
Buka tas, ternyata saya tidak membawa buku/kertas kosong sama sekali untuk mencatat hal-hal apa saja yg akan saya tulis atas koreksian sang pembimbing.
Untungnya, pembimbing faham saya, kalo menjelaskan harus dikasih pemetaan. beliau menuliskan pemetaan2 yang beliau maksudkan untuk perbaikan penulisan saya.
draft yang saya berikan dan sudah beliau koreksi sudah dikembalikan. dan bimbingan pun berakhir.
Konyolnya dan tak tau malunya saya, bilang sama pembimbing "bu, boleh saya minta coretan yg tadi ibu coret2?" :v :v :v
pembimbingnya 'cengok', mungkin dalam hatinya berkata "ini mahasiswa gak koq minta2 coretannya". untungnya pembimbingnya baik, dikasih deh itu pemetaannya..

*Terimakasih ibu*
Semoga kebaikan ibu dibalas dengan balasan dari Allaah dan menjadi salah satu ladang amal untuk mengumpulkan puing-puing pahala.

Sabtu, 15 November 2014

Penilaian Manusia Tak Sesempurna Penilaian Allaah

Menjadi orang baik, ujiannya amat sangat berat sekali.
Aku saja yang tidak terlalu baik, malah sudah merasa berat ujian yang aku hadapi.

Tapi, orang sholihah yang tak pernah membawaku ke jalan yang bertentangan syari'at sangat berat.
Fitnah sana-sini, padahal kesalahan bukan ada si sholihah melainkan ada di orang yang selama ini dia bantu.

Hingga akhirnya pada titik terberat Aku, yang membantuku untuk terus bangkit dan selalu berbuat baik terkena dampak besar yang berujung pencemaran nama baik (menurutku sudah termasuk pencemaran nama baik).

Ahh, bodohnya aku, berani-beraninya menjerumuskan si sholihah ke lubang itu. Mungkin Aku tak menjerumuskan secara langsung. Tapi, orang yang katanya menjadi "kompas" hidupku selama ini dia yang membuat api itu. Dia lah yang sebenarnya memulai, dialah yang sebenarnya membuatku gerah. Dan akhirnya aku memberontak (yang sebenarnya itu bukan sebuah pemberontakan), melainkan bentuk/caraku agar dipahami apa yang sebenarnya aku harapkan dan inginkan.

Hingga akhirnya Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana menyikapi semua tingkah laku. Tetap saja yang namanya anak panah tidak akan bisa menembak sasaran kalo tidak ada busur yang mengarahkannya.

Allaah bantu hamba-Mu ini, maafkan mereka, dan lindungilah si sholihah ini.

Rabu, 10 September 2014

Lihatlah Diri Sendiri

Sebuah kisah menarik dan bagi saya perlu untuk di share:

Dalam kisah ini, diceritakan ada seorang wanita yang hidup bersama suami dan ibu mertuanya. Sayangnya, si ibu mertua selalu menuntut dan mengungkit-ungkit kekurangan menantunya. Keributan dan cekcok mulut tak bisa dihindarkan. Rupanya sang menantu sudah tidak kuat lagi mendengar omelan-omelan mertuanya. Begitu kesalnya, ia berniat meracuni mertuanya.

Suatu hari, ia pergi ke salah satu toko obat untuk membeli racun. Agar yang diinginkan sang menantu berjalan mulus dan tidak menimbulkan curiga, si penjual obat member saran kepadanya, “Berikan racun ini pada makanan dan minuman kesukaannya. Suguhkan dengan sepenuh hati. Layani ia dengan baik serta bersikaplah sewajar dan sebaik mungkin sehingga ia tidak menyadari jika dirinya sedang diracun.”

Setelah berpikir beberapa saat, ia pun menyetujui saran si penjual obat. Baginya, saran yang di berikan sangat masuk akal. Oleh karena itu, ia bertekad untuk mempraktikkan saran si penjual obat dengan sebaik-baiknya, meski itu sebenarnya teramat berat karena ia harus berjuang habis-habisan mengubah sikap, perilaku, tutur kata, dan cara memandang yang penuh cinta kasih kepada mertuanya.

Beberapa bulan berlalu, tapi mertuanya tidak kunjung meninggal. Justeru sebaliknya, mertuanya menjadi semakin sehat bahkan berubah 180 derajat kepadanya: menjadi semakin baik. Melihat hal ini, suaminya merasa lega. Kini, tidak ada lagi kekisruhan di rumahnya. Damai, tenang, dan penuh kasih sayang. Menyadari semua ini, ia buru-buru meminta obat penawar racun kepada si penjual obat yang dahulu memberinya racun. “ Saya mohon obat penawarnya. Saya tidak mau mertua saya mati karena racun itu setelah saya menjalankan nasihat Anda, mertua saya justeru sangat baik kepada saya. Saya menyesal telah berniat mengakhiri hidupnya.”

Si penjual obat mencoba menenangkan perasaannya. “Yang saya berikan bukan racun, melainkan vitamin penambah kesehatan tubuh. racun yang sebenarnya ada dalam pikiranmu. Caramu berpikir dan berperilaku, itulah racun sebenarnya. Dan aku telah mengubahnya dengan mengubah caramu berpikir dan berperilaku. Itulah penawar racunnya.”

Kadang runyamnya kehidupan lebih seringa di dominasi oleh factor internal. Akan menjadi bahaya ketika ketidakmampuan mengelola diri telah menguasai diri kita. Kita akan sulit menerima kenyataan, yang akhirnya akan membawa kita pada perilaku mencari pelarian.


Sebuah penggalan isi buku "Menjadi Lebih Baik Agar Selalu di Tolong Allaah"
Karya Umar Hidayat
Terbitan Pro-U Media
2013

Senin, 01 September 2014

Karena, Perasaan itu tak Pernah Bohong!

Bismillaah…

Allaah terima kasih atas anugerah yang Kau berikan pada hamba-Mu ini
Allaah terima kasih atas segala limpahan nikmat dan karunia-Mu selama ini

Entah, harus ku tuliskan dan ku rangkaikan kata apa yang pas untuk menyatukan huruf-huruf ini satu per satu.

Periode demi periode telah aku lewati dan aku lalui untuk melangkah di jalan (yang mereka sebut) dakwah.

Berganti teman,
Berganti Pembimbing (spiritual),
Berganti lingkungan,
Berganti suasana,
Dan, kemudian beradaptasi kembali.



Katanya, tidak ada kata perpisahan bila sudah ada pertemuan,
tetapi yang ada hanyalah pertambahan dan perluasan pergaulan.

Jalan ini, sungguh terlalu (bahkan amat sangat) panjang dan melelahkan.
Hingga, perasaan ini sungguh kuat dan erat penciumannya dalam merasakan dan menggenggam setiap rindu, kisah, cinta dan sayang.

Apalah maksud Allaah yang selama ini telah menganugerahi hamba “perasaan yang begitu peka (sensitif)”.
Aku selalu bisa merasakan setiap denyut perasaan yang menghampiriku setiap kali aku mendekat.

Tak ingin rasanya aku memiliki perasaan yang terlalu peka dan sebegitu sensitifnya terhadap setiap situasidan kondisi yang ku hadapi.
Terlebih, jika perasaan itu adalah tanda dari suatu kenyataan yang sungguh-sungguh aku tidak ingin mengalaminya.

Ohh Allaah…
Jaga hamba,
Jaga Diri hamba,
Terlebih lagi, jagalah IMAN dan ISLAM hamba.

Terkadang hidup itu memang “tak adil” (dilihat dari penilaian manusia)
Namun, itulah yang menurut Allaah baik bagi hamba-Nya.

Baik di mata manusia, belum tentu baik dihadapan Allaah,
Begitupun sebaliknya, buruk dihadapan manusia belum tentu baik dihadapan Allaah.
Karena sesungguhnya, Allaah Maha Tahu apa kebutuhan manusia bukan apa keinginan manusia.

September yang penuh dengan do’a.
Semoga ucapan, do’a dan kalimat baik yang tertuju padaku kembali kepada kalian.




Uhibbukum fillaah :* <3

Selasa, 25 Maret 2014

Keluasan Rahmat Allaah

"Dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan"

Kata-kata motivasi dan penyemangat yang orang-orang ambil dari Al-Qur'an Surat Al-Insyiroh.

Allaah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Allaah Maha Cinta kepada hamba-hamba-Nya.
Allaah selalu ingin hamba-hambanya dekat dan tak berpaling kepada selain-Nya.

Nasihat yang sungguh sangat menggugah diri saya ketika saya sedang merasa putus asa dan manjur juga ketika menasehati orang lain dalam keadaan yang sama :

"Allaah Maha Cinta dan Maha Tahu, ketika kamu merasa orang lain jauh darimu. Mungkin sebenarnya Allaah juga merasakan hal yang sama. Dan Allaah menginginkan kita dekat dengan-Nya sebelum Engkau lebih dekat kepada selain-Nya dan Allaah tidak ingin cintamu kepada-Nya terbagi kepada selainnya."

Ketika kita mendekat selangkah selangkah kepada-Nya, Allaah mendekat sehasta kepada kita.
Ketika kita berjalan mendekati-Nya, maka Allaah berlari-lari kecil mendekat kepada kita.

Lalu apakah yang sebenarnya kita butuhkan lagi selain dekapan cinta-Nya???
Sampai-sampai, kita jauh dari-Nya, dan Allaah ingin kita kembali kedalam dekapan-Nya.

Ada sebuah nasihat bagus sekali, nasihat ini sudah menjadi nasyid dari grup nasyid "Maidany" yang berjudul "Unik".

"Betapa indahnya kehidupan orang-orang yang beriman,
segala yang tejadi dalam hidup ini bagi mereka tiada yang merugikan,
saat berada diatas tiadalah berpongah diri,
karena kekayaan bukanlah untuk dibanggakan,
namun disyukuri dan diberi kepada yang membutuhkannya
saat berada dibawah tiadalah berputus asa,
karena kemiskinan bukanlah untuk dicela,
namun dihiasi dengan kesabaran agar tampak indah,
dan Allaah pun semakin cinta."

Kalo setiap ikut kajiannya ust. SyatoriAbdurro'uf pengasuh pondok mahasiswi Darush Sholihat, manusia itu gak akan berhenti Allaah uji, karena ujian itulah yang akan menjdaikan kita apakah akan menjadi orang mukmin yang mukmin shidiq (apapun adalah rahmat, sehingga buahnya adalah IMAN) ataukah menjadikan kita mukmin kadzib (beriman, namun ketika terjadi ujian dianggap sebagai adzab).

Bagi mukmin shiddiq, dibalik adzab pasti selalu ada rahmat Allaah SWT. Namun bagi seorang mukmin kadzib, ketika musibah menimpa selalu bersuudzon kepada Allaah dan menganggapnya itu adalah sebagai adzab dari-Nya. "Dan sesungguhnya Aku adalah prasangka hamba-Ku" (Al-Qur'an).

***

Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba yang selalu mengambil pelajaran dalam setiap keadaan yang kita alami. Sehingga kita menjadi orang yang mukmin shiddiq.
:D :D :D J J J

Minggu, 23 Maret 2014

Nasihat Ilmu

            “Jika kau tak tahan perihnya menuntut ilmu, maka kau akan merasakan pahitnya kebodohan.” [Imam Syafi’i]

Kira-kira kurang lebih seperti itulah redaksi kutipan nasihat imam besar.

Jika masih mudah saja sudah malas belajar, bagaimana ketika besar nanti mau giat belajar. Di jaman yang serba canggih nan modern seperti ini orang lebih menyukai hal-hal yang instan dan melenakankan ketimbang belajar.

Kalo dahulu orang yang pusing dengan belajar di rumah, maka mereka pergi ke perpustakaan atau ke toko buku (entah sekedar baca atau membeli buku).

Akhir-akhir ini sedang membangun motivasi dalam mengerjakan skripsi. Entah itu dengan melihat temen-temen bahkan adek-adek tingkat yang sudah lulus duluan (bahkan ada yang dengan nilai yang sangat memuaskan IPK 4) ternyata itu belum cukup kuat menjadi faktor pendorong. Sampai akhirnya mencari-cari lagi motivasi baru, dan kini mulai ku genggam erat motivasi itu.

Yaa, aku rindu rumah.. Aku rindu suasana kebebasan (belum tentu  juga bebas, mungkin setelah lulus ujiannya akan lebih berat. Tapi setidaknya ujian pendadaran bisa dilewatin dulu laah).

Dan akhir-akhir ini ku membuka-buka mbah google, seperti kebiasaan baru ku kalo aku sedang bosan mencoba mencari-cari berita atau bahan bacaan (akibat jadi orang yang selalu berada di depan internet. Hee- ). Sekarang ini di jaman media jejaring sosial. Kita sudah semakin dicerdaskan, dengan tidak hanya memposting hal-hal curhatan saja melainkan berita dan informasi (kadang ada gosip juga sih -_-“ ).

Internet sekarang ini, bukan hanya teknologi yang menguasai kita. Tapi memang seharusnya kitalah yang menguasai teknologi. Supaya kita memjadi pengguna media sosial yang cerdas dan tidak dibodohi oleh teknologi.

Balik lagi ke tujuan awal saya mencari informasi. Ternyata adala salah satu artis yang ternyata seumuran saya, yang pada tahun 2013 dia sudah menyandang gelar S2 (Wow! Saya aja yang nyaris 23 tahun masih berjuang menyelesaikan tugas akhir (^_^) semangatt..


Menurutku itu amat sangat hebat, begitulah seharusnya anak muda, yang selalu semangat dalam menuntut ilmu. Karena ada nasihat bagus sekali “ilmu itu, kalo di pakai (dibagikan) dan terus digali dia akan semakin tajam. Tapi sebaliknya, kalo dibiarkan saja ia akan menjadi tumpul”. Tak khayal orang-orang yang mencari ilmu hanya sekedar untuk mendapatkan ijazah itu, ketika ada di tanya apa yang kamu dapatkan di bangku kuliah? Jawabannya, lupa saya, entah apa yang saya dapat dulu.


“Yaa Allaah, berkahilah ilmu dan setiap pelajaran yang masuk ke dalam diriku dan sempurnakanlah imanku dengan karunia ilmu ini.” Doa yang seharusnya bisa menjadi motivasi kita. Karena ada nasehat yang berbunyi kurang lebih seperti ini “ilmu sebelum amal akan sia-sia, amal sebelum ilmu adalah kecerobohan”. Jadi sebenar-benarnya perbuatan adalah sebelum amal kita sebaiknya berilmu dulu, agar kita tidak tersesat dalam menjlankan kehidupan.


Ayo, teruslah bergerak, hngga kelelahan itu lelah bersamamu. Teruslah belajar karena tidak ada ilmu yang sia-sia dalam penciptaannya. Allaah telah menciptakan ilmu dengan maksud yang mungkin nalar manusia tak mampu untuk mencernanya. Namun, bisa diterima oleh akal manusia J J J