Rabu, 10 September 2014

Lihatlah Diri Sendiri

Sebuah kisah menarik dan bagi saya perlu untuk di share:

Dalam kisah ini, diceritakan ada seorang wanita yang hidup bersama suami dan ibu mertuanya. Sayangnya, si ibu mertua selalu menuntut dan mengungkit-ungkit kekurangan menantunya. Keributan dan cekcok mulut tak bisa dihindarkan. Rupanya sang menantu sudah tidak kuat lagi mendengar omelan-omelan mertuanya. Begitu kesalnya, ia berniat meracuni mertuanya.

Suatu hari, ia pergi ke salah satu toko obat untuk membeli racun. Agar yang diinginkan sang menantu berjalan mulus dan tidak menimbulkan curiga, si penjual obat member saran kepadanya, “Berikan racun ini pada makanan dan minuman kesukaannya. Suguhkan dengan sepenuh hati. Layani ia dengan baik serta bersikaplah sewajar dan sebaik mungkin sehingga ia tidak menyadari jika dirinya sedang diracun.”

Setelah berpikir beberapa saat, ia pun menyetujui saran si penjual obat. Baginya, saran yang di berikan sangat masuk akal. Oleh karena itu, ia bertekad untuk mempraktikkan saran si penjual obat dengan sebaik-baiknya, meski itu sebenarnya teramat berat karena ia harus berjuang habis-habisan mengubah sikap, perilaku, tutur kata, dan cara memandang yang penuh cinta kasih kepada mertuanya.

Beberapa bulan berlalu, tapi mertuanya tidak kunjung meninggal. Justeru sebaliknya, mertuanya menjadi semakin sehat bahkan berubah 180 derajat kepadanya: menjadi semakin baik. Melihat hal ini, suaminya merasa lega. Kini, tidak ada lagi kekisruhan di rumahnya. Damai, tenang, dan penuh kasih sayang. Menyadari semua ini, ia buru-buru meminta obat penawar racun kepada si penjual obat yang dahulu memberinya racun. “ Saya mohon obat penawarnya. Saya tidak mau mertua saya mati karena racun itu setelah saya menjalankan nasihat Anda, mertua saya justeru sangat baik kepada saya. Saya menyesal telah berniat mengakhiri hidupnya.”

Si penjual obat mencoba menenangkan perasaannya. “Yang saya berikan bukan racun, melainkan vitamin penambah kesehatan tubuh. racun yang sebenarnya ada dalam pikiranmu. Caramu berpikir dan berperilaku, itulah racun sebenarnya. Dan aku telah mengubahnya dengan mengubah caramu berpikir dan berperilaku. Itulah penawar racunnya.”

Kadang runyamnya kehidupan lebih seringa di dominasi oleh factor internal. Akan menjadi bahaya ketika ketidakmampuan mengelola diri telah menguasai diri kita. Kita akan sulit menerima kenyataan, yang akhirnya akan membawa kita pada perilaku mencari pelarian.


Sebuah penggalan isi buku "Menjadi Lebih Baik Agar Selalu di Tolong Allaah"
Karya Umar Hidayat
Terbitan Pro-U Media
2013