Sebuah kisah menarik dan bagi saya perlu
untuk di share:
Dalam kisah ini, diceritakan ada seorang
wanita yang hidup bersama suami dan ibu mertuanya. Sayangnya, si ibu mertua
selalu menuntut dan mengungkit-ungkit kekurangan menantunya. Keributan dan
cekcok mulut tak bisa dihindarkan. Rupanya sang menantu sudah tidak kuat lagi
mendengar omelan-omelan mertuanya. Begitu kesalnya, ia berniat meracuni
mertuanya.
Suatu hari, ia pergi ke salah satu toko obat untuk membeli racun. Agar yang diinginkan sang menantu berjalan mulus dan tidak menimbulkan curiga, si penjual obat member saran kepadanya, “Berikan racun ini pada makanan dan minuman kesukaannya. Suguhkan dengan sepenuh hati. Layani ia dengan baik serta bersikaplah sewajar dan sebaik mungkin sehingga ia tidak menyadari jika dirinya sedang diracun.”
Setelah berpikir beberapa saat, ia pun
menyetujui saran si penjual obat. Baginya, saran yang di berikan sangat masuk
akal. Oleh karena itu, ia bertekad untuk mempraktikkan saran si penjual obat
dengan sebaik-baiknya, meski itu sebenarnya teramat berat karena ia harus
berjuang habis-habisan mengubah sikap, perilaku, tutur kata, dan cara memandang
yang penuh cinta kasih kepada mertuanya.
Beberapa bulan berlalu, tapi mertuanya
tidak kunjung meninggal. Justeru sebaliknya, mertuanya menjadi semakin sehat
bahkan berubah 180 derajat kepadanya: menjadi semakin baik. Melihat hal ini,
suaminya merasa lega. Kini, tidak ada lagi kekisruhan di rumahnya. Damai,
tenang, dan penuh kasih sayang. Menyadari semua ini, ia buru-buru meminta obat
penawar racun kepada si penjual obat yang dahulu memberinya racun. “ Saya mohon
obat penawarnya. Saya tidak mau mertua saya mati karena racun itu setelah saya
menjalankan nasihat Anda, mertua saya justeru sangat baik kepada saya. Saya menyesal
telah berniat mengakhiri hidupnya.”
Si penjual obat mencoba menenangkan
perasaannya. “Yang saya berikan bukan racun, melainkan vitamin penambah kesehatan
tubuh. racun yang sebenarnya ada dalam
pikiranmu. Caramu berpikir dan berperilaku, itulah racun sebenarnya. Dan aku
telah mengubahnya dengan mengubah caramu berpikir dan berperilaku. Itulah penawar
racunnya.”
Kadang runyamnya kehidupan lebih seringa di
dominasi oleh factor internal. Akan menjadi bahaya ketika ketidakmampuan
mengelola diri telah menguasai diri kita. Kita akan sulit menerima kenyataan,
yang akhirnya akan membawa kita pada perilaku mencari pelarian.
Sebuah penggalan isi buku "Menjadi Lebih Baik Agar Selalu di Tolong Allaah"
Karya Umar Hidayat
Terbitan Pro-U Media
2013
Sebuah penggalan isi buku "Menjadi Lebih Baik Agar Selalu di Tolong Allaah"
Karya Umar Hidayat
Terbitan Pro-U Media
2013