Minggu, 29 November 2009

motivasi

Cucuk Radosha 29 November jam 17:50 Balas
Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975).

Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.

Seorang penggemar menulis surat padanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"

Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semi final, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'"

Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan.

Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.

Namun Ashe, tidak demikian. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat. Ketika menerima sesuatu yang buruk ingatlah saat-saat ketika kita menerima yang baik.



*note ini di kutip dari milist Parileg oleh sahabat sekaligus guru saya Supardi Lee, yang sekarang sedang berbahagia a/ kelahiran putra ke-3nya.. Mari kita doakan smoga putra beliau mjd anak sholeh.. Amin ^_^ ..
Bapak dan Ibu sekalian yang sudah pernah membaca, bisa menyimak ulang dan smoga kita semua memiliki pribadi yang ikhlas & pandai bersyukur.. Amin ^_^

kutipan motivasi

Wahyu Kushardiyanto 26 November jam 17:30 Balas
Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di suatu kota. Ketika sang suami jatuh sakit, satu persatu pabrik mereka di jual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.

Setelah lama tak terdengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri di bantu oleh sang anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orangorang pun masih mengenal masa lalunya yang serba berkelimpahan, namun ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli.

Wahai ibu, bagaimana kau demikian kuat? “Harapan Nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia.”

Dikirim Oleh Ibu Oktavia Elisawati
Sumber: daunlontar.com

Info:
Selamat kepada Ibu Oktavia Elisawati yang telah mengundang seluruh temannya bergabung ke grup dan selain itu juga rajin untuk mengirim artikel cerita motivasi untuk berbagi. ^_^

Buku DAHSYATKAN HIDUP DENGAN MOTIVASI Versi 1 “Semangat Anda Hari Ini Menentukan Sukses Anda Di Masa Depan.” Akan dikirim akhir Desember 2009.

Terima Kasih.